BAB V
A.Pengantar
Untuk dapat membetulkan sesuatu, kita harus
mengetahui dengan tepat letak
kesalahan terlebih dahulu. Tanpa
mengetahui letak kesalahannya, suatu pembetulan mungkin justru
menyebabkan kesalahan atau kerusakan yang lebih
parah dari sebelumnya. Demikian pula dalam
pembetulan suatu kalimat.Kesalahan penyimpangan dari aturan yang benar atau
betul. Selanjutnya
perlu dibedakan antara kalimat yang salah dan kalimat yang kurang efektif. Suatu kesalahan memang bisa saja memang
bisa mengakibatkan tuturan yang bersangkutan
kurang efektif, namun ada juga tuturan yang dari sudut tata bahasa tidak salah, tetapi juga kurang efektif.Kalimat
efektif adalah kalimat yang dapat ditangkap dan mudah dipahami oleh pembaca, menghayati masing- masing tuturan itu.
Keterpahaman inilah yang menjadi salah satu
kriteria kalimat efektif. Kriteria lain adalah kelaziman.Pemakaian kata,
susunan frasa dan kalimat tertentu dipandang lazim dalam ragam bahasa tertentu, namun belum tentu lazim dalam ragam
bahasa lain. Dalam karangan keilmuan sudah
barang tentu diharapkan memakai kata, susunan frasa dan kalimat yang lazim dalam ragam bahasa keilmuan.
B. Kesalahan Kalimat
Kesalahan kalimat
dapat dibedakan menjadi dua segi, yaitu kesalahan internal dan kesalahan
eksternal.
a. Kesalahan
Internal adalah kesalahan kalimat yang diukur dari unsur-unsur dalam kalimat.
Kesalahan dari segi internal ini dapat dipilah dari beberapa tipe, tipe pertama
adalah kesalahan kandungan isi yang menyebabkan kalimat menjadi tidak logis
seperti contoh di bawah ini:
1. Dengan
penggunaan bahan bakar alternatif efektif untuk pelestarian alam. Seharusnya
kata pemakaian dihilangkan dan kalimatnya akan
menjadi Dengan bahan bakar alternatif efektif untuk pelestarian alam.
2. Kepada semua
penonton konser meminta tanda tangan pada saat meet and greet. Seharusnya
menjadi semua penonton konser meminta tanda tangan pada saat meet and
greet.
Tipe yang kedua adalah kesalahan karena
ketidaklengkapan seperti contoh dibawah ini :
1. Keadaan
konser sangat berantakan dan jadwalnya tidak sesuai. Sehingga para penonton
kecewa dan meninggalkan konser tersebut.
Kalimat kedua pada teks tersebut hanya diisi
keterangan, lebih baik jika kalimat itu diintegrasikan menjadi satu dengan
kalimat sebelumnya seperti berikut ini.
Keadaan konser sangat berantakan dan jadwalnya tidak
sesuai sehingga para penonton kecewa dan meninggalkan konser tersebut.
Kalimat yang digunakan adalah kalimat-kalimat yang padat. Karena itu,
kalimat-kalimat yang boros dan kata-kata dipandang sebagai kalimat yang tidak
baik walaupun kalimat itu benar dari segi gramatika. Kalimat berikut ini adalah
kalimat yang boros dan juga dapat dibuat menjadi lebih ringkas, misalnya :
1.
Berdasarkan
sifat masalah dan tujuan penelitian ini, rancangan penelitian yang digunakan
adalah rancangan penelitian deskriptif.
2.
Proyek
lembah Dieng terletak di dukuh Sumberjo, desa Kalisungo yang termasuk dalam
daerah kabupaten Malang. Daerah Malang yang sejuk terdiri dari
pegunungan-pegunungan kecil.
Dua buah kalimat dalam paragraf tersebut benar-benar
internal, tetapi salah secara eksternal. Kedua kalimat itu tidak membentuk satu
gagasan yang utuh dan padu dalam paragraf.
C. Membetulkan
Kesalahan Kalimat
Ada beberapa jenis kesalahan dalam menyusun
kalimat.
1.Kalimat tanpa Subjek
Dalam menyusun sebuah kalimat seringkali
dengan kata depan atau
preposisi, lalu verbanya menggunakan bentuk
aktif atau berawalan meN-baik
dengan atau tanpa akhiran –kan. Dengan
demikian dihasilkan kalimat – kalimat
salah seperti di bawah ini.
(1). Bagi yang merasa kehilangan buku tersebut
harap mengambilnya di kantor.
(2). Untuk perbaikan prasarana pengairan
tersebut memerlukan partisipasi aktif
dari masyarakat.
(3). Dengan beredarnya koran masuk desa
bermanfaat sekali bagi masyarakat
pedesaan.
Untuk membetulkan kalimat di atas
dapat dilakukan dengan
a) Menghilangkan kata depan pada masing
– masing kalimat
tersebut, atau
b) Mengubah verba pada kalimat tersebut,
misalnya dari aktif
menjadi pasif.
Jadi kemungkinan pembetulan kelima kalimat adalah
(1) Yang merasa kehilangan buku tersebut
harap mengambilnya di kantor. 7
(2) Perbaikan prasarana pengairan tersebut
memerlukan partisipasi aktif
dari masyarakat.
(3) Hadirin yang menginginkan terbitan
lembaran sastra dapat menghubungi
bagian sirkulasi.
(4) Beredarnya koran masik desa bermanfaat
sekali bagi masyarakat pedesaan
Dalam pembetulan di atas, maka subjeknya
menjadi lebih jelas, yaitu berturut
– turut adalah yang merasa kehilangan buku
tersebut, perbaikan prasarana
pengairan tarsebutpartisipasi aktif dari
masyarakat, rapat lenglap fakults sastra ini,
pergantian pengurus, hadirin yang menginginkan
terbitan lembaran sastra, dan
beredarnya koran masuk desa.
Perlu dicatat bahwa dalam kalimat di
atas tersusun dengan pola inversi,
subjeknya berada di belakang predikat.
Terjadinya kesalahan seperti kalimat (1 s.d.
3) di atas karena mengacaukan dua struktur
kalimat yang benar.
2. Kalimat dengan Objek Berkata Depan
Kesalahan yang telah dibicarakan
diatas dapat dikatakan sebagai kesalahan pemakaian kata depan pada awal kalimat
yang biasanya diduduki subjek dan juga sering di temukan pada objek. Contoh :
(1) Pak lurah
sedang menjelaskan tentang penggunaan pupuk yang baik dan benar kepada
warganya.
(2) Dalam setiap
kesempatan mereka tidak bosan bosannya mendiskusikan tentang dampak positif
pembuatan waduk
Kalimat (1) dan (2) dapat dibetulkan dengan
menghilangkan kata depan mengenai pada kalimat (1) dan tentang pada kalimat (2)
menjadi seperti di bawah ini.
(1) Pak lurah
sedang menjelaskan penggunaan pupuk yang baik dan benar kepada warganya.
(2) Dalam setiap
kesempatan mereka tidak bosan bosannya mendiskusikan dampak positif pembuatan
waduk.
3. Kontruksi Pemilik Berkata Depan
Kesalahan pemakaian kata depan lain
yang ditemui pada kontruksi frasa: termilik + pemilik. Contohnya :
(1)
Kebersihan
lingkungan adalah kebutuhan dari warga
(2)
Buku buku
daripada perpustakaan perlu ditambah.
Kontruksi frasa yang sejenis dengan
kebutuhan dari warga dan buku buku daripada perpustakaan ini sering kita dengar
dalam pidato pidato, misalnya :
(3)
Biaya dari
pembangunan jembatan ini; kenaikan daripada harga harga barang elektronik.
Dalam karangan keilmuan kontruksi
frasa yang tidak baku seperti di atas hendaknya dihindari karena dalam bahasa
Indonesia hubungan “termilik + pemilik” bersifat implisit.
Kesalahan yang sering terjadi ialah
pemakaian verba seperti kalimat dibawah ini, misalnya:
(1)
Setelah
semuanya siap, mereka menaburi benih ikan yang terpilih.
(2)
Panitia
menyerahkan hadiah lomba ketrampilan remaja pada acara penutupan.
Kesalahan seperti kalimat diatas dapat dibetulkan
dengan cara melengkapinya, seperti dibawah ini:
(1a) Setelah semuanya siap, mereka
menaburi kolam itu dengan benih ikan yang terpilih.
4.
Kalimat yang
‘pelaku’ dan verbanya tidak bersesuaian
Dalam kalimat dasra, verba dapat
dibedakan menjadi verba yang meuntut hadirnya satu ‘pelaku’ dan verba yang
menuntut hadirnya lebih dari satu ‘pelaku’. Contoh :
(1)
Dalam
perkelahian itu dia berpikul-pukulan dengan gencarnya.
(2)
Dalam
seminar itu dia mendiskusikan perubahan sosial masyarakat pedesaan sampai
berjam jam.
Dalam kalimat 1 verba berpukul
pukulan menuntut hadirnya dau pelaku yaitu dia dan orang lain, misalnya Iqbal.
Demikian pula dengan kalimat 2 diperlukan hadirnya pelaku sebagai mitra
diskusi, misalnya para pakar.
(1)
Dalam
perkelahian itu dia berpukul pukulan dengan Iqbal.
(2)
Dalam
seminar itu, dia mendiskusikan perubahan sosial masyarakat pedesaan
dengan para pakar.
5.
Penempatan
yang slah kata aspek pada kalimat pasif berpronomina
Menurut kaidah, kanstruksi pasif
berpronomina berpola aspek + pronomina +verba dasar. Kesalahan yang sering
terjadi ialah penempatan aspek di antara pronomina dengan pronomina dengan
verba. Contohnya :
(1a) Saya sudah katakan bahwa....
(1b) kita sedang periksa....
Bentuk bentuk seperti contoh diatas
dapat dibetulkan dengan memindahkan kata aspek kedepan pronomina menjadi
sebagau berikut:
(1a)
sudah saya katakan bahwa....
(1b) sedang kita periksa.....
6.
Kesalahan
Pemakaian Kata Sarana
Dalam menyusun kalimat sering
dipakai kata sarana, kata sarana itu dapat berupa kata depan dan kaya
penghubung. Kesalahan yang sering terjadi yaitu pada pemakaian kata depan
di,pada,fan dalam. Contohnya :
(1)
Di saat
istirahat penyuluh mendatangi petani.
(2)
Dalam tahun
1965 terjadi pemberontakan G30S/PKI.
Kata depan di (1) seharusnya adalah
pada; kata depan dalam (2) seharusnya adalah pada.
Adapun kesalahan pemakaian
kata penghubung umumnya terjadi karena ketidaksesuaian antara pemakaian
kata penghubung dan makna hubunngan antarklausanya, misalnya :
(3)
Rapat hari
ini ditunda berhubung peserta tidak memenuhi kuorum.
Kata penghubung berhubung seharusnya
di ganti karena atau sebab menjadi seperti dibawah ini :
(3a) Rapat hari ini ditunda
karena peserta tidak memenuhi kuorum.
C.Efektifitas kalimat
1. Kurang Padunya Kesatuan Gagasan
Telah kita
ketahui bahwa setiap tuturan terdiri atas beberapa bagian atau setuan
gramatikal. Agar tuturan itu memiliki setauan gagasan, satuan-satuan gramatikalnya
harus lengkap. Perhatikan contoh berikut.
1.setelah bangun pagi, emon ingin
menerapkan gaya hidup sehat dengan lari pagi, Emon lari pagi di
lapangan dekat rumahnya. Lapangannya sangat indah dan sejuk.
Pada kalimat satu memang tidak
memiliki kesatuan gagasan, bahkan merupakan tuturan yang janggal, kejanggalan
itu menunjukan antara gagasan yang pertama dengan kalimat kedua dan ketiga,
tapi jika kita dapat telaah dengan baik semua kalimat itu menjurus ke satu
gagasan pokok yaitu menerapkan gaya hidup sehat
Kurang ekonomis pemakaian kata
Contoh kalimat
1. Mempedulikan mengenai urusan teman
2. Berpidato tentang lingkungan hidup
Kalimat yang benar
1. Mempedulikan urusan teman
2. Berpidato lingkungan hidup
Demi penghematan itu, sebuah kalimat
majemuk pun dapat diringkas menjadi kalimat tunggal
Kalimat majemuk:
· kepatuhan
berkendara bukan hanya di lakukan oleh polisi saja melainkan oleh semua
pengendara
menjadi
· Kepatuhan
berkendara dilakukan oleh polisi dan semua pengendara.