Rabu, 05 November 2014

MEMBETULKAN DAN MENGEFEKTIFKAN KALIMAT



BAB V


A.Pengantar

Untuk dapat membetulkan sesuatu, kita harus mengetahui dengan tepat letak
kesalahan terlebih dahulu. Tanpa  mengetahui letak kesalahannya, suatu pembetulan mungkin justru menyebabkan  kesalahan atau kerusakan yang lebih
parah dari sebelumnya. Demikian pula dalam pembetulan suatu kalimat.Kesalahan penyimpangan dari aturan yang benar atau betul. Selanjutnya perlu dibedakan antara kalimat yang salah dan kalimat yang kurang efektif. Suatu kesalahan memang bisa saja memang bisa mengakibatkan tuturan yang bersangkutan kurang efektif, namun ada juga tuturan yang dari sudut tata bahasa   tidak salah, tetapi juga kurang efektif.Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat ditangkap dan mudah dipahami oleh pembaca, menghayati masing- masing tuturan itu. Keterpahaman inilah yang menjadi salah satu kriteria kalimat efektif. Kriteria lain adalah kelaziman.Pemakaian kata, susunan frasa dan kalimat tertentu dipandang lazim dalam ragam bahasa tertentu, namun belum tentu lazim dalam ragam bahasa lain. Dalam karangan keilmuan sudah barang tentu diharapkan memakai kata, susunan frasa dan kalimat yang lazim dalam ragam bahasa keilmuan.
B. Kesalahan Kalimat
               
    Kesalahan kalimat dapat dibedakan menjadi dua segi, yaitu kesalahan internal dan kesalahan eksternal.
a.  Kesalahan Internal adalah kesalahan kalimat yang diukur dari unsur-unsur dalam kalimat. Kesalahan dari segi internal ini dapat dipilah dari beberapa tipe, tipe pertama adalah kesalahan kandungan isi yang menyebabkan kalimat menjadi tidak logis seperti contoh di bawah ini:
1.    Dengan penggunaan bahan bakar alternatif efektif untuk pelestarian alam. Seharusnya kata pemakaian dihilangkan  dan kalimatnya akan menjadi Dengan bahan bakar alternatif efektif untuk pelestarian alam.
2.    Kepada semua penonton konser meminta tanda tangan pada saat meet and greet. Seharusnya menjadi semua penonton konser meminta tanda tangan pada saat meet and greet.
Tipe yang kedua adalah kesalahan karena ketidaklengkapan seperti contoh dibawah ini :
1.    Keadaan konser sangat berantakan dan jadwalnya tidak sesuai. Sehingga para penonton kecewa dan meninggalkan konser tersebut.
Kalimat kedua pada teks tersebut hanya diisi keterangan, lebih baik jika kalimat itu diintegrasikan menjadi satu dengan kalimat sebelumnya seperti berikut ini.
Keadaan konser sangat berantakan dan jadwalnya tidak sesuai sehingga para penonton kecewa dan meninggalkan konser tersebut.
               
                Kalimat yang digunakan adalah kalimat-kalimat yang padat. Karena itu, kalimat-kalimat yang boros dan kata-kata dipandang sebagai kalimat yang tidak baik walaupun kalimat itu benar dari segi gramatika. Kalimat berikut ini adalah kalimat yang boros dan juga dapat dibuat menjadi lebih ringkas, misalnya :
1.     Berdasarkan sifat masalah dan tujuan penelitian ini, rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif.
2.     Proyek lembah Dieng terletak di dukuh Sumberjo, desa Kalisungo yang termasuk dalam daerah kabupaten Malang. Daerah Malang yang sejuk terdiri dari pegunungan-pegunungan kecil.
Dua buah kalimat dalam paragraf tersebut benar-benar internal, tetapi salah secara eksternal. Kedua kalimat itu tidak membentuk satu gagasan yang utuh dan padu dalam paragraf.

C. Membetulkan Kesalahan Kalimat
Ada beberapa jenis kesalahan dalam menyusun kalimat.
1.Kalimat tanpa Subjek
Dalam menyusun sebuah kalimat seringkali dengan kata depan atau
preposisi, lalu verbanya menggunakan bentuk aktif atau berawalan meN-baik
dengan atau tanpa akhiran –kan. Dengan demikian dihasilkan kalimat – kalimat
salah seperti di bawah ini.
(1). Bagi yang merasa kehilangan buku tersebut harap mengambilnya di kantor.
(2). Untuk perbaikan prasarana pengairan tersebut memerlukan partisipasi aktif
dari masyarakat.
(3). Dengan beredarnya koran masuk desa bermanfaat sekali bagi masyarakat
pedesaan.
 Untuk membetulkan kalimat di  atas dapat dilakukan dengan
a)  Menghilangkan kata depan pada masing – masing kalimat
tersebut, atau 
b)  Mengubah verba pada kalimat tersebut, misalnya dari aktif
menjadi pasif.
Jadi kemungkinan pembetulan kelima kalimat adalah
 (1) Yang merasa kehilangan buku tersebut harap mengambilnya di kantor.   7
(2) Perbaikan prasarana pengairan tersebut memerlukan partisipasi aktif
dari masyarakat.
(3) Hadirin yang menginginkan terbitan lembaran sastra dapat menghubungi
bagian sirkulasi.
(4) Beredarnya koran masik desa bermanfaat sekali bagi masyarakat pedesaan
Dalam pembetulan di atas, maka subjeknya menjadi lebih jelas, yaitu berturut
– turut adalah yang merasa kehilangan buku tersebut, perbaikan prasarana
pengairan tarsebutpartisipasi aktif dari masyarakat, rapat lenglap fakults sastra ini,
pergantian pengurus, hadirin yang menginginkan terbitan lembaran sastra, dan
beredarnya koran masuk desa.
 Perlu dicatat bahwa dalam kalimat di atas tersusun dengan pola inversi,
subjeknya berada di belakang predikat. Terjadinya kesalahan seperti kalimat (1 s.d.
3) di atas karena mengacaukan dua struktur kalimat yang benar.
2.       Kalimat dengan Objek Berkata Depan
Kesalahan yang telah dibicarakan diatas dapat dikatakan sebagai kesalahan pemakaian kata depan pada awal kalimat yang biasanya diduduki subjek dan juga sering di temukan pada objek. Contoh :
(1)  Pak lurah sedang menjelaskan tentang penggunaan pupuk yang baik dan benar kepada warganya.
(2)  Dalam setiap kesempatan mereka tidak bosan bosannya mendiskusikan tentang dampak positif pembuatan waduk
Kalimat (1) dan (2) dapat dibetulkan dengan menghilangkan kata depan mengenai pada kalimat (1) dan tentang pada kalimat (2) menjadi seperti di bawah ini.
(1)  Pak lurah sedang menjelaskan penggunaan pupuk yang baik dan benar kepada warganya.
(2)  Dalam setiap kesempatan mereka tidak bosan bosannya mendiskusikan dampak positif pembuatan waduk.
3.       Kontruksi Pemilik Berkata Depan
Kesalahan pemakaian kata depan lain yang ditemui pada kontruksi frasa: termilik + pemilik. Contohnya :
(1)     Kebersihan lingkungan adalah kebutuhan dari warga
(2)     Buku buku daripada perpustakaan perlu ditambah.
Kontruksi frasa yang sejenis dengan kebutuhan dari warga dan buku buku daripada perpustakaan ini sering kita dengar dalam pidato pidato, misalnya :
(3)     Biaya dari pembangunan jembatan ini; kenaikan daripada harga harga barang elektronik.
Dalam karangan keilmuan kontruksi frasa yang tidak baku seperti di atas hendaknya dihindari karena dalam bahasa Indonesia hubungan “termilik + pemilik” bersifat implisit.
Kesalahan yang sering terjadi ialah pemakaian verba seperti kalimat dibawah ini, misalnya:
(1)     Setelah semuanya siap, mereka menaburi benih ikan yang terpilih.
(2)     Panitia menyerahkan hadiah lomba ketrampilan remaja pada acara penutupan.
Kesalahan seperti kalimat diatas dapat dibetulkan dengan cara melengkapinya, seperti dibawah ini:
(1a) Setelah semuanya siap, mereka menaburi kolam itu dengan benih ikan yang terpilih.


4.       Kalimat yang ‘pelaku’ dan verbanya tidak bersesuaian
Dalam kalimat dasra, verba dapat dibedakan menjadi verba yang meuntut hadirnya satu ‘pelaku’ dan verba yang menuntut hadirnya lebih dari satu ‘pelaku’. Contoh :
(1)     Dalam perkelahian itu dia berpikul-pukulan dengan gencarnya.
(2)     Dalam seminar itu dia mendiskusikan perubahan sosial masyarakat pedesaan sampai berjam jam.
Dalam kalimat 1 verba berpukul pukulan menuntut hadirnya dau pelaku yaitu dia dan orang lain, misalnya Iqbal. Demikian pula dengan kalimat 2 diperlukan hadirnya pelaku sebagai mitra diskusi, misalnya para pakar.
(1)     Dalam perkelahian itu dia berpukul pukulan dengan Iqbal.
(2)     Dalam seminar itu, dia mendiskusikan perubahan sosial masyarakat pedesaan  dengan para pakar.

5.       Penempatan yang slah kata aspek pada kalimat pasif berpronomina
Menurut kaidah, kanstruksi pasif berpronomina berpola aspek + pronomina +verba dasar. Kesalahan yang sering terjadi ialah penempatan aspek di antara pronomina dengan pronomina dengan verba. Contohnya :
                (1a) Saya sudah katakan bahwa....
                (1b) kita sedang periksa....
Bentuk bentuk seperti contoh diatas dapat dibetulkan dengan memindahkan kata aspek kedepan pronomina menjadi sebagau berikut:
                (1a) sudah saya katakan bahwa....
                (1b) sedang kita periksa.....

6.       Kesalahan Pemakaian Kata Sarana
Dalam menyusun kalimat sering dipakai kata sarana, kata sarana itu dapat berupa kata depan dan kaya penghubung. Kesalahan yang sering terjadi yaitu pada pemakaian kata depan di,pada,fan dalam. Contohnya :
(1)     Di saat istirahat penyuluh mendatangi petani.
(2)     Dalam tahun 1965 terjadi pemberontakan G30S/PKI.
Kata depan di (1) seharusnya adalah pada; kata depan dalam (2) seharusnya adalah pada.
Adapun kesalahan pemakaian kata  penghubung umumnya terjadi karena ketidaksesuaian antara pemakaian kata penghubung dan makna hubunngan antarklausanya, misalnya :
(3)     Rapat hari ini ditunda berhubung peserta tidak memenuhi kuorum.
Kata penghubung berhubung seharusnya di ganti karena atau sebab menjadi seperti dibawah ini :
(3a) Rapat hari ini ditunda karena peserta tidak memenuhi kuorum.
               
C.Efektifitas kalimat
1. Kurang Padunya Kesatuan Gagasan
Telah kita ketahui bahwa setiap tuturan terdiri atas beberapa bagian atau setuan gramatikal. Agar tuturan itu memiliki setauan gagasan, satuan-satuan gramatikalnya harus lengkap. Perhatikan contoh berikut.
1.setelah bangun pagi, emon ingin menerapkan gaya hidup sehat dengan lari pagi, Emon lari   pagi di lapangan dekat rumahnya. Lapangannya sangat indah dan sejuk.
Pada kalimat satu memang tidak memiliki kesatuan gagasan, bahkan merupakan tuturan yang janggal, kejanggalan itu menunjukan antara gagasan yang pertama dengan kalimat kedua dan ketiga, tapi jika kita dapat telaah dengan baik semua kalimat itu menjurus ke satu gagasan pokok yaitu menerapkan gaya hidup sehat
Kurang ekonomis pemakaian kata
Contoh kalimat
1.    Mempedulikan mengenai urusan teman
2.    Berpidato tentang lingkungan hidup
Kalimat yang benar
1.     Mempedulikan urusan teman
2.     Berpidato lingkungan hidup
Demi penghematan itu, sebuah kalimat majemuk pun dapat diringkas menjadi kalimat tunggal
Kalimat majemuk:
·         kepatuhan berkendara bukan hanya di lakukan oleh polisi saja melainkan oleh semua pengendara
menjadi
·         Kepatuhan berkendara dilakukan oleh polisi dan  semua pengendara.