Minggu, 22 November 2015

Membandingkan Animasi dengan 2 Software yang Berbeda


Pada tugas softskill kali ini saya akan membahas tentang komparasi software 3D animasi disini kita menggunakan 3 software yaitu Blender, Sketchup, dan Ogre3D Dan disini saya hanya mencoba dengan menggunakan blender, sketchup, dan Ogre3D. Disini saya membuat rumah adat dengan menggunakan blender dan rumah adat dengan sketchup.

Blender

Blender adalah perangkat lunak untuk grafis 3 dimensi yang gratis dan populer di kalangan desainer. Blender dapat digunakan untuk membuat animasi 3 dimensi.



Kelebihan Blender
Memiliki pengaturan animasi, Mudah digunakan, Menggunakan open GL sehingga membuat animasi lebih bagus, Mempunyai pengaturan texture dan material yang baik, Tidak memakan resource yang terlalu besar, Tool yang banyak dan mudah digunakan, Open source dan berjalan di semua platfom,  Tidak berbayar.



Kesederhanaan software ini membuat Blender tidak memerlukan spesifikasi komputer yang tinggi untuk sekedar menjalankannya. File instalasinya yang kecil membuat blender juga dapat diinstall dan dijalankan secara portable. Sekitar 40 Mb sebelum diinstall dan 150 Mb setelah di install. Ukuran file yang kecil ini jauh melampaui software sejenis yang file instalasinya membutuhkan ruang hardisk sekitar 2 hingga 3 Gb.



Selain itu, blender versi terbaru juga mendukung GPU (Graphic Processor Unit )-CUDA computing. CUDA adalah metode computing pada kartu grafis untuk meningkatkan pengolahan kecepatan dan performa grafis. Jika blender mendeteksi GPU yang mendukung CUDA , maka proses render akan dilakukan oleh GPU. Hasilnya, render akan lebih cepat serta menghasilkan gambar yang lebih detail dan tajam



Kekurangan Blender 

Adapun kekurangan pada Blender, untuk penguasaannya sangat membuntuhkan waktu lama karena memang agak sulit dipahami terutama pada GUI nya.

Memang blender diakui memiliki fitur yang tidak selengkap software berbayar lainnya. Jika kita ingin melengkapi fiturnya, kita harus mencari plugin yang tersebar di internet ataupun memprogram plugin sendiri. Tentunya ini cukup merepotkan user.



 Disini saya penggunaan Blender:
 

Google Sketchup 
Sketchup adalah sebuah software desain yang mengarah pada pengolahan gambar 3D, yaitu pengolahan gambar illustrasi sebuah bangunan ataupun yang lainnya, (lebih sering digunakan untuk pengolah gambar" gedung).

Kelebihan Sketchup : 
Adapun kelebihan dan kekurangan di dalam software tersebut, banyak kelebihan yang dimiliki software ini, sangat berbeda dengan pengolah gambar illustrasi 3D lainnya, dalam segi kapasitas sortware ini cenderung lebih ringan di bandingkan dengan yang lain, dalam segi interface google sketchup lebih familiar, mudah di ingat dan Simple.

Sketchup juga banyak menyediakan berbagai fasilitas di antaranya, Gudang gambar 3D, atau 3D Whare House, disana kita bisa berbagi dan mengunduh gambar" yang sudah ada yang dibuat oleh kontributor" dunia, yaitu kumpulan gambar object seperti Meja, Kursi, Televisi, Gedung tinggi Dll, dan juga landmark sebuah kotapun tersedia di sana, dan anda pun bisa berkontribusi di dalamnya, seperti mengupload gambar anda yang sudah ada ke gudang gambar 3D. 

Google Sketup juga menyediakan lahan untuk sebuah bangunan" nyata seperti gedung" tinggi di sebuah negara, yang di gabungkan ke dalam salah satu produk Google lainnya yaitu Google Earth, di sana kita bisa lihat secara langsung gedung" 3D yang sudah d buat oleh kontributor" google Sketchup di Whare House 3D, banyak hal lain juga yang menjadi kelebihannya, yaitu dalam tingkat rendering yang lumayan bagus, kemudahan dalam pengolahannya dan bnyak lagi.

Kekurangan Sketchup :
Karena kesederhanaan sketchup menjadikan susahnya pemodelan tingkat lanjut meski memakai plugin sekalipun , Terjadi crash apabila terdapat banyak permukaan patch dan vertex (kasus ini terjadi apabila mengimpor model tingkat lanjut misal model manusia dari 3ds max ke google sketchup ).
Hasil gambar kurang memuaskan, Tersedia dua versi SketchUp, yaitu : Google SketchUp (gratis) dan Google SketchUp Pro 

Jadi Kesimpulannya Google Sketchup sangat mudah untuk di oprasikan dan mudah sekali untuk mendapatkannya karna softwarenya Gratis / Free. juga softwarenya yang tidak begitu berat renderingnya 





 

Jumat, 20 November 2015

Menganalisa Animasi Naga di Sinetron Indosiar



Pada postingan blog kali ini saya ditugaskan untuk menganalisa dan memberikan komentar tentang sebuah gambar atau animasi.Yups,saya akan mengomntari yang menjadi unek2 saya dan mungkin sebagai pemirsa yang sering menyaksikan televise terutama indosiar karena  BANYAK dari kita komplain. Indosiar kok bisa sih nge-deliver sinetron yang pake gambar naga? Tapi dengan jalan cerita yang ajaib, dan tentu saja, lengkap dengan gambar naga 3D CGI (Computer Generated Image). Kita juga teriak: GAK MODAL!





Tapi tahukah kalian? Apa yang sebenernya terjadi di “balik layar” pembuatan Naga-Naga Indosiar?
Di Indo saat ini masih sulit utk bikin serial/TV show yg punya CGI berkualitas karena sistem kejar tayang yg dipake. Bukannya ga ada CG artist yg bagus, pasti lo2 pada tau lah segambreng CG artist independent yg bagus ga perlu gw sebutin contohnya. Tapi ya itu tadi ,sistem komersial di tv adalah kejar tayang. Dikira2 aja, disuruh bikin naga2an hanya dikasih waktu 2-3 harian. Ini dari 0 yah, dan utk beberapa scene pula. Dari modelling, texturing, rigging+animating, lighting, render. Yg di luar negeri pekerjaan spt ini dibagi ke beberapa orang, misal yg modelling artist sendiri, texture artist, rigger, lighting artist, bla3. Di Indo? 1 orang harus bisa utk semua bidang dgn alasan bujet dan utk deadline non logis 2-3 hari.
Sekedar gambaran, untuk ngerender sebuah file 3D dengan kualitas intermediate low (lighting minimum, medium resolution texture map, bump mapping minimum.. ngomongin naga ini soalnya) butuh sekitar 40-60plus detik per framenya. Standar TV indonesia adalah PAL = 25 fps. Coba lo kali 60 detik (waktu rendering/frame) x 25 (jumlah frame). Itu baru 1 detik. 15 detik gimana? silahkan itung aja. Itu baru kualitas intermediate low. Mau kualitas ala FF advent children? bisa aja, dengan konsekuensi 1 frame bisa 5-8menit sendiri dirender. 10 detik? kali aja (8menit x 25) x 10 detik.Jadi demikianlah analisa dari  saya karena menurut saya walaupun tidak menarik animasi naga tersebut tapi di balik itu kita mengetahui banyak kesulitan yang didapat serta dengan biaya yang minim pula.Oleh karena itu ketika saya mendapatkan Tugas Softskill kali ini mengenai analaisa dan juga saya sudah mendapatkan pembelajaran di Universitas saya yakni Universitas Gunadarma tentang memakai aplikasi animasi blender yang berbasis open source dan lainya saya jadi mengerti bahwa mereka itu(pembuat animasi indosiar) sebenerya layak dan patut diacungi jempol karena tingkat kesulitanya dan waktu pengerjaanya.Sekian dari saya sampai ketemu lagi di postingan berikatnya mengenai Komparasi 2 aplikasi animasi yang didasarkan 1 objek gambar/animasi.Wa salamualikum wr wb.